Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Tim Pusat Data Nasional Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Agung Basuki mengatakan, pemerintah punya strategi untuk meningkatkan kualitas Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Caranya dengan mendayagunakan pusat data yang sudah ada, dengan standar tertentu, untuk bergabung dalam Pusat Data Nasional (PDN).
Pemerintah melalui Kominfo saat ini tengah menyiapkan PDN yang rencananya akan diresmikan September 2024 di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Ia menjelaskan bahwa PDN merupakan ekosistem yang terdiri dari beberapa pusat data.
“Kalau kita bicara pusat data adalah berbicara facility, di mana ada perangkat-perangkat yang ditempatkan di dalamnya. Nah, PDN itu merupakan gabungan dari fasilitas tersebut, sehingga membentuk suatu ekosistem,” ujarnya dalam Profit CNBC Indonesia segmen Tech A Look on Location, di Menara Bank Mega, Senin (18/12/2023).
Layanan yang diberikan adalah mereka menggunakan teknologi yang bisa berbagi pakai. Jadi dalam satu satu ekosistem, seluruh instansi kementerian dan lembaga pemerintah daerah yang memiliki pelayanan publik dan membutuhkan untuk menyimpan aplikasi dan data bisa menggunakan layanan PDN.
Adapun saat ini, tercatat total 2.700 data instansi kementerian dan lembaga yang ada di Indonesia.
Dengan adanya PDN, data-data yang sudah ada akan jadi bagian dari ekosistem PDN. Namun dengan catatan, data yang dipilih adalah data yang sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
“Jadi tentu saja pusat data existing yang akan jadi bagian ekosistem PDN ketika mereka memenuhi standar-standar tertentu,” kata Agung.
“Itu strategi PDN untuk meningkatkan kualitas SPBE, dengan kita mendayagunakan pusat data existing yang juga cukup bagus,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama CEO Indixindo Jogja Andi Yuniantoro menyebut, data yang kita miliki saat ini merupakan ’emas baru’. Data merupakan ‘tambang baru’ jika diolah dengan baik.
Artinya dengan pusat data yang nantinya sudah terkumpul, belum bisa disebut emas jika tidak benar-benar dikelola dengan baik.
Adapun emas yang dimaksud di sini adalah informasi. Menurutnya, mengubah data menjadi informasi itu tidak main-main, selain teknologi juga dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten.
“Satu infrastruktur udah oke, udah ngumpul di pusat data, tapi next levelnya adalah bagaimana kita memiliki SDM untuk bisa mengolah dan menganalisa data. Maka di situlah ada data scientist, data analis yang mengolah data menjadi informasi.” pungkasnya. https://kamusgakjelas.com/