Pemangkasan Suku Bunga AS Masih Lama, Dolar Balik ke Rp15.500

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pernyataan salah satu petinggi Fed yang menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga bukan menjadi fokus bank sentral.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah di angka Rp15.520/US$ atau terdepresiasi 0,19%. Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi dua hari beruntun sejak 14 Desember 2023.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 8.48 WIB naik tipis 0,08% menjadi 102,63. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (15/12/2023) yang berada di angka 102,55.

Bank Indonesia pekan lalu merilis data transaksi 11 – 14 Desember 2023 yang menunjukkan bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp6,82 triliun terdiri dari beli neto Rp3,98 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Derasnya dana asing yang masuk ke domestik dalam lima pekan beruntun dapat memberi angin segar bagi nilai tukar Garuda.

Lebih lanjut, pernyataan Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell yang mengatakan jika ekonomi sudah berjalan normal dan The Fed tidak perlu lagi mengetatkan kebijakan suku bunga menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Apalagi terdapat 17 anggota memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun depan sementara hanya dua yang memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga. Tidak ada anggota FOMC yang memperkirakan suku bunga akan naik tahun depan.

Kendati demikian, sikap waspada tetap perlu dijaga mengingat Presiden Federal Reserve New York John Williams mengatakan penurunan suku bunga bukanlah menjadi topik utama bank sentral saat ini.

Dilansir dari CNBC International, Williams mengatakan masih terlalu dini untuk memikirkan pemangkasan suku bunga. Ia pun menegaskan bahwa The Fed akan tetap bergantung pada data dan jika tren penurunan inflasi berbalik, pihaknya siap untuk memperketat kebijakan lagi.

“Sepertinya kita sudah mendekati atau mendekati batasan tersebut dalam hal pembatasan yang cukup, namun keadaan bisa berubah,” kata Williams.

Hal ini dapat memberikan tekanan bagi rupiah karena ada tendensi untuk higher for longer di level saat ini yakni 5,25-5,5% dalam beberapa waktu ke depan. https://popicedingin.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*