Gak Cuma PLTS, Harga Pembangkit Angin Juga Makin Murah!

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut harga pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) kini semakin kompetitif alias murah.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, saat ini bukan hanya harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sudah semakin turun dibandingkan beberapa tahun lalu, tapi juga Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB).

Dia menyebut, harga listrik PLTB kini sudah semakin murah ke bawah US$ 6 sen per kilo Watt hour (kWh). Ini jauh lebih murah dibandingkan 7 tahun lalu yang masih US$ 10,9 sen per kWh, seperti yang berlaku pada PLTB Sidrap dan Jeneponto.

“Sekarang sudah ada kontrak baru PLTB di Kalimantan Selatan awal tahun 2023 ini, kapasitanya sama kira-kira 75 Mega Watt (MW). Jika dibandingkan dengan harga 6 – 7 tahun lalu, sekarang angkanya adalah di bawah US$ 6 sen per kWh, kalau gak salah 5,7 sen US$,” jelas Dadan, dikutip Senin (18/12/2023).

Bahkan, Dadan mengatakan harga listrik berbasis EBT saat ini sudah hampir menyaingi harga listrik yang berbasis energi fosil seperti batu bara. Seperti halnya harga yang berlaku pada PLTS terapung Cirata yang saat ini harga listriknya US$ 5,8 sen per kWh

“Harga listrik PLTS Cirata (US$5,8 sen per kWh) itu angkanya di bawah US$ 6 sen per kWh juga. Kalau ingin sederhana hitung saja, misal produksi listrik dari batu bara satu kWh itu perlu sekitar 0,7 sampai 0,8 kilo batu bara. Jadi, komponen bahan bakarnya itu bisa langsung dihitung di situ. Yang per sekarang angkanya harus lebih mahal dari yang tadi. Ya apakah EBT ini kompetitif? sekarang sudah tendensinya ke situ,” jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan harga listrik yang berasal dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini semakin terjangkau.

Menurut dia, harga listrik dari pembangkit EBT yang murah tersebut sejalan dengan inovasi yang terus berkembang setiap tahunnya.

Adapun, jika berbicara mengenai biaya pokok produksi listrik lima atau tujuh tahun yang lalu maka yang termurah adalah PLTU batu bara yakni sekitar US$ 5,5 sen per kwh. Namun saat ini harga listrik dari pembangkit EBT sudah mulai bersaing.

Sebagai contoh, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sekarang menawarkan harga listrik murah sekitar US$ 4,5 sen per kWh. Sementara Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sekitar US$ 5,5 sen per kWh.

“Sekarang wind (PLTB) 5,5 sen, surya hanya 4,5 sen hari ini pun kalau kita bandingkan yang base load yang berbasis pada gas berbasis pada hydro berbasis pada geothermal dibandingkan dengan solar and wind, solar and wind sudah lebih murah,” kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia di Dubai, dikutip Selasa (12/12/2023).

Karena itu, Darmawan optimistis penambahan pembangkit jenis PLTS dan PLTB di masa depan akan mengurangi biaya pokok produksi dibanding lima tahun yang lalu. https://perjuangangila.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*