Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambles pada perdagangan sesi II Senin (18/12/2023), di tengah sikap investor yang mulai melakukan aksi profit taking.
Per pukul 14:56 WIB, IHSG ambles 1,13% ke posisi 7.109,691. IHSG makin dekati kembali level psikologis 7.000.
Nilai transaksi IHSG sudah mencapai sekitar Rp 8,9 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 159 saham terapresiasi, 383 saham terdepresiasi dan 217 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi II hari ini yakni mencapai 2,86%.
Koreksi IHSG makin membesar di sesi II hari ini, diakibatkan oleh aksi profit taking investor, mengingat pada pekan lalu IHSG berhasil menguat 0,44%.
Selain itu, masih adanya pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) yang masih bernada hawkish membuat pasar sedikit cemas bahwa sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih terpecah.
Presiden Federal Reserve New York John Williams mengatakan penurunan suku bunga bukanlah menjadi topik utama bank sentral saat ini.
Dilansir dariCNBC International, Williams mengatakan masih terlalu dini untuk memikirkan pemangkasan suku bunga. Ia pun menegaskan bahwa The Fed akan tetap bergantung pada data dan jika tren penurunan inflasi berbalik, pihaknya siap untuk memperketat kebijakan lagi.
“Sepertinya kita sudah mendekati atau mendekati batasan tersebut dalam hal pembatasan yang cukup, namun keadaan bisa berubah,” kata Williams.
Meski begitu, mayoritas pejabat The Fed tetap memperkirakan pemangkasan suku bunga dapat dilakukan setidaknya pada pertengahan tahun depan.
Sebanyak 17 anggota memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun depan sementara hanya dua yang memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga. Tidak ada anggota FOMC yang memperkirakan suku bunga akan naik tahun depan. https://lokeberhasilan.com/